Pengertian Abstrak dan Cara Membuat Abstrak
Abstrak adalah bagian ringkas suatu uraian yang
merupakan gagasan utama dari suatu pembahasan yang akan diuraikan. Abstrak
digunakan sebagai “jembatan” untuk me mahami uraian yang akan disajikan dalam
suatu karangan (biasanya laporan atau artikel ilmiah) terutama untuk memahami
ide-ide per masalahannya. Dari abstrak, pembaca dapat mengetahui jalan pikiran
penulis laporan/artikel ilmiah tersebut dan mengetahui gambaran umum tulisan
secara lengkap.
Biasanya abstrak ditempatkan di awal suatu laporan/artikel
ilmiah dengan tujuan agar pembaca yang mempunyai waktu relatif sedikit cukup
hanya dengan membaca abstraknya untuk memahami suatu karya ilmiah secara umum. Dalam artikel ilmiah,
abstrak ditulis setelah judul dan nama pengarang yang diketik satu spasi. Untuk
itulah, penulisan abstrak harus dapat mewakili isi karangan ilmiah secara
keseluruhan, mulai dari latar belakang, metode, dan hasil penelitian.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan di dalam membuat
abstrak. yaitu:
Abstrak harus dapat menjadi penghubung antara pemikiran
pembaca dengan penulis tentang lingkup materi yang diungkapkan di dalam suatu
karangan ilmiah;
Abstrak harus dapat mengungkapkan keseluruhan isi materi
yang diuraikan secara lengkap di dalam suatu karangan ilmiah;
Abstrak harus dapat menuntun pembaca (mengondisikan pembaca)
terhadap uraian materi secara lengkap;
Abstrak merupakan ide pokok suatu uraian sehingga abstrak
harus dapat membuat pembaca tertarik dan tendorong rasa ingin tahunya untuk
membaca uraian materi yang lebih lengkap dari suatu laporan penelitian/artikel ilmiah.
Bentuk abstrak
Setiap abstrak mempunyai bentuk yang serupa:
Judul: Apa?
Latar belakang: Mengapa?
Gambaran: Kapan? Di mana? Bagaimana? Berapa?
Kesimpulan: Solusi/Pelajaran
Perhatikan bahwa abstrak yang baik mengikuti asas
jurnalistik, dengan mengandung “5 W, 1 H”:
Who = Siapa?
What = Apa?
Why = Mengapa?
When = Kapan?
Where = Di Mana?
How = Bagaimana?
…ditambah “1 H” lagi:
• How many = Berapa?
Jenis Abstrak yang baik
Fisik:
•f Singkat
•f Indah
Isi:
•f Clear (Jelas)
S Complete (Lengkap)
S Concise (Singkat)
•f Cohesive (Logis/Saling sesuai)
Unsur abstrak
Setiap konferensi mempunyai bentuk berbeda. Perhatikan bahwa
abstrak untuk konferensi yang kita ingin ikuti mungkin berbeda dengan pedoman
ini. Namun selalu penting kita tidak sekadar melaporkan kesuksesan;
pembaca/peserta belajar lebih banyak dari kegagalan atau ketidakberhasilan, agar
tidak melakukan kesalahan dalam proyek serupa.
Untuk ICAAP ke-9, bentuk berikut ditentukan oleh panitia
untuk abstrak umum (kecuali yang membahas penelitian ilmiah):
Masalah (Issues): Pernyataan singkat yang merangkum masalah
yang dihadapi oleh abstrak
Proyek (Project): Gambaran singkat mengenai proyek,
pengalaman, layanan, penelitian dan/atau advokasi
Hasil (Results): Gambaran singkat mengenai hasil
proyek
Pelajaran yang Diambil (Lessons Learned): (tidak lebih
dari 5 baris teks) ringkasan mengenai pelajaran yang diambil dan implikasinya
Biasanya ada batas jumlah kata yang dapat dipakai, sering
200 atau 250; memang pada ICAAP ke-9 batasnya adalah 200 kata, tidak termasuk
judul dan subjudul. Keterbatasan tersebut berarti kita harus singkat. Namun
kita harus menghindari singkatan atau akronim yang tidak baku. Bila dipakai,
jelaskan artinya pada waktu pertama kali dipakai. Hindari kalimat yang panjang.
Pastikan setiap bagian seimbang, dan saling sesuai dengan hubungan yang logis.
Contoh Membuat Abstrak Tentang Efektivitas Model
Pembelajaran
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MULTI-SIKLUS DEAL UNTUK
MENGAJARKAN KETERAMPILAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN SISWA SD
Abstract: The purpose of this research was to
determinethe effectiveness of the learning model of Multi-cycles DEAL to
improve decision making skills of the fourth grade students. The design of the
study was randomized control group pretest-posttest design. The population of
the research was fourth grade students of elementary schools in Surabaya. The
sampleswere 554 students from16 elementary schools, which was divided into a
control group of 264 students and 290 students of the experimental group. The
instrument used in this study was decision-making skills mastery test. The
collected data was analysed by descriptive and inferential analysis. Results
showed that learning science by using the Multi-siklus DEAL learning models
more effective to improve decision making skills of student compared to
ordinary learning.
Abstrak: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran Multi-siklus DEAL untuk meningkatkan keterampilan pengambilan keputusan pada siswa kelas IV SD. Rancangan penelitian menggunakan Randomized Pretest-Postest Control Group Design. Populasi siswa kelas IV SD di Kota Surabaya. Sampel penelitian sebanyak 554 siswa yang tersebar dari 16 SD, terbagi menjadi 264 siswa kelompok kontrol dan 290 siswa kelompok eksperimen. Instrumen yang digunakan yaitu tes penguasaan keterampilan pengambilan keputusan. Analisis data secara deskriptif dan inferensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran Multi-siklus DEAL lebih efektif untuk meningkatkan keterampilan pengambilan keputusan siswa dibandingkan dengan pembelajaran yang selama ini dilakukan.
Abstrak: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran Multi-siklus DEAL untuk meningkatkan keterampilan pengambilan keputusan pada siswa kelas IV SD. Rancangan penelitian menggunakan Randomized Pretest-Postest Control Group Design. Populasi siswa kelas IV SD di Kota Surabaya. Sampel penelitian sebanyak 554 siswa yang tersebar dari 16 SD, terbagi menjadi 264 siswa kelompok kontrol dan 290 siswa kelompok eksperimen. Instrumen yang digunakan yaitu tes penguasaan keterampilan pengambilan keputusan. Analisis data secara deskriptif dan inferensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran Multi-siklus DEAL lebih efektif untuk meningkatkan keterampilan pengambilan keputusan siswa dibandingkan dengan pembelajaran yang selama ini dilakukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar